Sabtu, 21 Maret 2009

4 UNSUR ILMU DALAM SURATUL FATIHAH

Menurut Ahli Hikam ada 4 (empat) unsur ilmu di dalam Suratul Fatihah :
1. ILMU KHUSU (KETAUHIDAN)
Terdapat pada ayat 1 (satu)
ayat 2 (dua)
ayat 3 (tiga)
2. ILMU KISOS (HARI PEMBALASAN)
Terdapat pada ayat 4 (empat)
3. ILMU FURU (KERASULAN)
Terdapat pada ayat 5 (lima)
Terdapat pada ayat

LIMA SIKAP DASAR PEMIMPIN MASA DEPAN


1. Sikap Tulus. Ketulusan yang dapat dan mau mengatakan apa yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah.
2. Sikap yang Terbuka, yang Transparan dan tidak menutup-nutupi karena semuanya bersih, luar dan dalam.
3. Sikap berani mengambil resiko dan bertanggung jawab.
4. Konsisten dengan komitmen. Artinya selalu menepati janji, satu tekad, satu kata dan satu perbuatan.
5. Mampu berbagi (sharing) adalah sikap yang tidak egoistis.

ETIKA, MORAL DAN PERILAKU

Moral dan Akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era malikul akhlak tampak mengalami kemunduran yang ditandai dengan sikap mengenyampingkan etika, moral serta terlintas kecenderungan menghalalkan segala cara untuk mencapai maksud dan tujuan. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai moral budaya bangsa dalam hal tertentu kelihatan semakin memudar. Hal ini seiring dengan munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru, fanatisme pada salah satu ulama, fanatisme kedaerahan yang sempit, konflik karena pluralisme, perilaku ekonomi yang bertentangan dengan moralitas dan etika, pelanggaran Hak Asasi Manusia.Warga bangsa yang tidak dapat bertahan dalam polusi kehidupan akan kehilangan identitas atau jatidiri pribadi yang akan melahirkan sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan akhlak. Hal ini bisa terlihat dengan bertambahnya intensitas tindak kriminal dan melakukan kekerasan agar keinginan tercapai, apatisme dan tidak takut menjalani hukuman,bersikap asosial dan antisosial disertai dengan perilaku yang beringas dalam sensi-sendi kehidupan bermasyarakat.Upaya perbaikan etika moral dan akhlak harus dimulai dengan adanya keteladanan terutama dari pemimpin bangsa dan negara serta tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan yang paling utama tokoh atau pemuka agama dalam kehidupan sehari-hari, seluruh permasalahan bangsa sulit akan berhasil diatasi apabila tidak disertai adanya panutan dan suri tauladan terutama dari diri pribadi masing-masing.Adapun kemajuan phisik yang dicapai saat ini juga akan membawa gejala sosial yang disebabkan upaya modernisasi, pada saat itulah terjadi perubahan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menimbulkan pergeseran nilai yang berakibatkan ketidakpastian pada norma dan nilai etika. Oleh karena itu dalam pembangunan nasional yang perlu mendapatkan super prioritas adalah pembangunan etika, moral dan akhlak sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kepribadian bangsa.Kajian : Kenali Diri Pribadi; Intropeksi diri apakah niat, ucapan dan perilaku sudah sesuai ?

REALITAS POLITIK


1. Melemahnya "social trust" di kalangan masyarakat;
2. Euforia reformasi masih belum mereda (menjurus ke pada anti demokrasi);
3. Orientasi elit terfokus pada perjuangan kekuasaan;
4. Parpol cenderung masih bertumpu pada figur, bukan kepada mekanisme organisasi;
5. Sistem kepartaian yang ekstrim pluralis, tidak kondusif bagi terciptanya sistem pemerintahan yang stabil;
6. Banyaknya partai tidak selaras dengan garis afiliasi politik masyarakat Indonesia;
7. Penegakan hukum yang lemah di atas aturan yang multi-interpretasi.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUATU KEBIJAKAN STRATEGIS POLITIK DALAM PROSES PENCERAHAN DAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA

I. KONDISI AKTUAL

Ada 3 (tiga) hal yang melatarbelakangi Dasar Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat, yaitu :
1. Ketidaksadaran dan ketidakberdayaan seluruh komponen masyarakat.
2. Ketidakmampuan menentukan nasib sendiri.
3. Ketidaksiapan bangsa dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas.Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat menjadi alternative kebijakan dalam pendekatan pembangunan.

II. DASAR TINDAKAN

1. Orientasi Strategis

Langkah-langkah orientasi strategis yang dapat dilakukan antara lain :

a. Membangun tata nilai standar, dimana keberdayaan masyarakat menjadi nilai dasar bagi seluruh pelaku dan komponen bangsa.
b. Komitmen dan tanggung jawab social dalam membangun masyarakat adab.
c. Visi : Keberdayaan masyarakat secara social budaya, politik dan ekonomi yang dijamin oleh kepastian hukum.
d. Misi : Masyarakat berdaya yang mampu memanfaatkan dan mau berbagi sumber daya.

2. Isu Strategis

Ada 2 (dua) factor yang mempengaruhi suatu kebijakan yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

a. Faktor Internal

1) Kekuatan : Momentum reformasi untuk menciptakan tatanan baru dalam suasana kebersamaan.
2) Ancaman : Peraturan dan Perundangan.

b. Faktor Eksternal

1) Peluang : Kerjasama Internasional (bilateral) dan (regional).
2) Ancaman : Intervensi kekuatan Internasional.

3. Kebijakan Strategis

a. Proses rekonsiliasi dan kosolidasi pelaku (eksekutif, legislative dan yudikatif), dapat dilakukan dengan strategi :
1) Penyadaran akan hak dan kewajiban para pelaku.
2) Komunikasi dan interaksi.
3) Kepemimpinan sebagai suri tauladan dan sumber kebenaran universal.

b. Membangun tekad kemandirian dan rasa percaya diri masyarakat, dapat dilakukan dengan strategi :
1) Memanfaatkan potensi dan menggali kekuatan ekonomi masyarakat.
2) Mempertahankan asset ekonomi nasional, dan
3) Mengembangkan jaringan antar pelaku.

c. Pengembangan kerjasama Intenasional, dapat dilakukan dengan strategi ;
1) Kerjasama dengan Negara yang cocok secara sosial budaya.
2) Jalinan kerjasama internasional dalam rangka memperkuat posisi tawar.

III. TINDAKAN

Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan, antara lain yaitu :

1. Mengembangkan system penyampaian kebijakan dan pendidikan massa yang bersifat mempengaruhi, menginspirasi dan membelajarkan masyarakat.
2. Mengembangkan sikap keteladanan pemimpin (jujur, tekun, sederhana, santun dan rukun).
3. Mengembangkan pola partisipasi diberbagi unit kerja dengan pendekatan rencana strategis.
4. Merumuskan dan meninjau aturan perundangan untuk dijadikan pegangan dalam pemberdayaan masyarakat

Moral Calon Legislatif


Pemilu Tahun 2009 akan diselenggarakan pada bulan April 2009, Banyak Calon Legislatif dari berbagai partai Politik tidak menghargai diri sendiri yang bakal menjadi legislatif, contoh : Gambar, spanduk atau Baliho tentang calon legislatif tersebut ditempatkan yang bukan pada tempatnya, seperti di batang pohon, di dinding rumah penduduk,di pinggir jalan yang menghilangkan keindahan kota, hormati lingkungan alam. lingkungan saja tidak dapat anda hormati, apalagi rakyat. jika ingin menjadi orang terhormat, hormati dahulu pribadi anda. Apabila pribadi anda tidak anda hormati, anda sangat tidak layak menjadi pemimpin rakyat.


Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Warga Negara Indonesia, Darah Banten